Minggu, 20 Mei 2012

Penetapan kadar Cu secara kolorimetri

Tembaga atau copper (Cu) umumya berbentuk Kristal dan memiliki warna kemerahan. Keberadaan unsure tembaga dialam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. Tembaga (Cu) diperairan alam terdapat dalam bentuk partikel, koloid dan terlarut. Fase terlarut merupakan Cu2+ bebas dan ikatan kompleks, baik dengan ligan organic, terutama (CuOH+, Cu2(OH)2+ )maupun organik.
Kolorimetri merupakan suatu metode analisis kimia yang berdasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sample dengan larutan standar menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metode ini didasarkan pada penerapan cahaya tampak dan energy radiasi lainnya oleh suatu larutan.
Metode  ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum berwarna, nanum dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa berwarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.
Jumlah radiasi yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dalm larutan. Absorbsi sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan UV dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi.
Kolorimetri terbagi atas 2 metode, yaitu:
    Kolorimetri visual (menggunakan mata sebagai detektor)
    Fotometri (menggunakan fotosel sebagai detektor) 
Metode kolorimetri visual merupakan metode yang konvensional dan sudah jarang digunakan karena tidak akurat. Hal ini disebabkan karena mata hanya sebagai detector untuk melihat kesamaan warna, bukan sebagai alat ukur intensitas absorbsi.
Penetapan kadar Cu secara kolorimetri visual
Tujuan :    Menentukan kadar Cuprum yang terlarut dalam sampel air dengan metode kolorimetri.   
Prinsip :    Ion Cu bereaksi dengan Natrium diethyldithiocarbaminat membentuk senyawa komplek koloidal
Reaksi :     Cu2+ + 2 C5H10NNaS2             C10H20N2CuS4 + 2 Na+
Alat-alat : buret, tabung Nessler 100 ml, pipet volume 25 ml, gelas ukur 10 ml, push ball, statif dan klem, pipet tetes.
Reagen:   Larutan standar Cu ± 5 ppm (1 ml ~ 0.005 mg Cu)
    Larutan Natrium diethyl-dithiocarbaminat
    Larutan NH4OH 5%   
Cara Kerja :
    Masukkan 10.0ml sample air ke dalam tabung nessler
    Tambahkan 5ml larutan NH4OH 5% dan 5ml larutan Natrium diethyldithiocarbaminat, biarkan selama 5menit.
    Tambahkan aquades sampai garis batas kalibrasi, bandingkan warna yang terjadi dengan standartnya.

Pembuatan Standar
    Masukkan …. .ml standar Cu ke dalam tabung nessler
    Tambahkan 5ml larutan NH4OH 5% dan 5ml larutan Natrium diethyldithiocarbaminat, biarkan selama 5 menit.
    Tambahkan aquades sampai garis batas kalibrasi, bandingkan dengan sample.
Perhitungan :     (ml x~)Cu 2+  x 1000 =       ppm       
        Volume sample
catatan:
    BM CuSO4. 5H2O: 249.68
    BA Cu          : 63.54
    NH4OH Conc      : 27% b/v

0 komentar:

Posting Komentar